Aku
Ketika aku sedang rindu, dimanakah engkau berada? Aku selalu menunggumu
disini di tempat terakhir kita berjumpa. Disaat itu engkau berjanji
akan selalu ada di sampingku. Kau berjanji akan selalu menemani
hari-hariku.
Apakah kau tidak pernah merasakan rindu lagi kepadaku?
Ataukah sebenarnya kau tak pernah rindu? Sehingga karena kau tidak mau
menyakiti hatiku, maka kau memutuskan pergi tanpa pernah ada ucapan selamat tinggal? Tidakkah kau tahu hatiku begitu merindumu?
Setiap senja, aku selalu datang kesini. Ke tempat kau berjanji untuk
selalu mencintaiku. Untuk selalu menyayangiku. Untuk selalu
merindukanku.
Tapi hingga rembulan mengintip dibalik awan, kau
tidak pernah datang. Apakah kau memang sudah mengingkari janjimu? Apakah
kau tahu bahwa laki-laki yang dipegang adalah kata-katanya? Tidakkah
kau terpikir atau kau rasakan bagaimana hancurnya hatiku?
Ingin
rasanya aku membencimu. Namun hatiku tak kuasa. Rasa cinta dan rindu
jauh lebih dalam dibandingkan rasa benciku kepadamu. Disaat semua orang
mengatakan aku harus melupakanmu, aku akan tetap bertahan dengan
perasaanku. Aku yakin suatu saat nanti, engkau akan datang untuk
menjemputku.
Aku akan tetap menantimu disini. Di tempat kita
berjumpa untuk terakhir kalinya. Ditempat kau ucapkan janji-janjimu
kepadaku. Hingga waktu yang akupun tak tahu ujungnya, kuakan tetap
menunggumu.
Kamu
Saat kamu rindu, aku selalu datang
disisimu. Aku selalu berada disampingmu saat kamu menantiku disini.
Ditempat aku berjanji untuk selalu mencintaimu. Untuk selalu
menyayangimu. Untuk selalu merindukanmu. Karena kamulah satu-satunya
belahan jiwaku.
Aku selalu merindukanmu, Cintaku. Aku selalu
merindukan saat-saat kita bersama. Saat kita berdua memandang senja
hingga rembulan muncul dari peraduannya. Tak pernah lekang rinduku
padamu, Cintaku.
Aku tak pernah mengucapkan selamat tinggal, karena
aku memang tak kan pernah mampu mengucapkannya. Pun saat ruhku harus
berpisah dengan jasadnya, aku tetap tak mampu mengucapkan selamat
tinggal padamu. Kamu satu-satunya cinta yang kurindu.
Aku sangat
memahami perasaanmu. Aku siap seandainya kamu membenciku walau aku tak
ingin kamu membenciku. Karena aku tahu, kamu tidak pernah tahu alasanku
tidak pernah datang menemuimu lagi. Sesungguhnya aku ingin mengatakannya
kepadamu, namun aku tidak tahu bagaimana caranya.
Kini aku hanya
sebuah jiwa yang melayang tanpa tahu tempatku berada. Seseorang yang
telah merenggut jiwaku saat kita berpisah membuatku tak bisa menemuimu
lagi, Rinduku. Kuharap ada manusia yang bisa menemukan jasadku agar kamu
tahu mengapa aku tidak lagi menemuimu. Agar kamu tidak lagi menungguku
disini.
Aku sangat merindukanmu, aku akan tetap menemani
hari-harimu. Meski kamu tidak lagi merasakan kehadiranku, tapi
kupastikan aku selalu disampingmu. Hingga tiba saatnya nanti aku bisa
menjemputmu untuk menyatukan rindu kita kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar