Kamis, 13 Agustus 2020

Me vs Teknologi

 Teknologi, salah satu kata yang sering membuat saya kehilangan minat. Entah mengapa saya tidak pernah tertarik dengan yang namanya teknologi. Mungkin saya sedikit dari sedikit orang yang kurang antusias terhadap teknologi. Walaupun tidak dapat dipungkiri, saya menikmati manfaat dari kemajuan teknologi saat ini.
Oleh karena itu, saat saya diminta untuk menulis dengan tema teknologi, saya langsung blank. Semangat menulis saya seperti lenyap entah kemana. Tapi dikarenakan tugas, terpaksa juga saya membuat tulisan mengenai teknologi. Meski saya membuatnya menjelang detik terakhir.
Walaupun segala sesuatu menjadi lebih mudah dengan teknologi, tapi rasanya tetap lebih afdol hasilnya apabila dilakukan secara tradisional. Apa mungkin saya termasuk manusia jadul? Entahlah, beberapa hal saya tetap lebih menyukai hal-hal yang berbau tradisional.
Misal, saya lebih suka nasi yang dimasak di dandang dibandingkan di rice cooker. Nasi hasil rice cooker rasanya lebih lengket menurut saya. Hal yang lain, untuk kegiatan menulis. Saya lebih nyaman kalau menulis menggunakan bolpen di buku daripada di komputer. Saya merasa dengan membuat tulisan tangan, feel saya lebih keluar.
Satu hal lagi yang membuat saya "ilfil" dengan teknologi adalah kecepatan dia untuk berinovasi. Terus terang, rapid change yang terjadi karena teknologi sering membuat saya kebakaran jenggot. Apalagi saya termasuk orang yang otaknya lambat dalam memahami teknologi. Makin menjadi ke-ilfil-an saya.
Contohnya gagdet, cepat sekali keluar versi baru dengan fitur-fitur yang makin canggih. Dan saya beruntung karena suami termasuk pengamat teknologi sehingga sering saya dihadiahi gagdet-gagdet canggih tersebut. Tapi ya begitu, bukannya saya tidak bersyukur, tapi setiap kali saya diberi gagdet yang lebih canggih, semakin pusing saya menggunakan gagdet tersebut.
Niat suami memang bagus, maksudnya agar saya lebih terbantu dengan fitur-fitur terbaru yang ada di gagdet tersebut. Namun faktanya, seringkali saya tidak menggunakan fitur-fitur tersebut. Karena memang saya kebingungan bagaimana caranya fitur-fitur tersebut dapat memudahkan pekerjaan saya.
Misal, adanya aplikasi office di handphone. Sampai saat ini, saya masih bagaimana untuk menggunakannya. Saya masih belum faham bagaimana saya bisa membuat slide di aplikasi power point yang ada di handphone. Saya masih belum faham membuat tulisan di aplikasi ms word yang ada di handphone. Dan masih banyak lagi aplikasi yang belum saya fahami penggunaannya.
Oleh karena itu, secanggih apapun handphone yang saya miliki, tetap saja banyak fitur yang tak terpakai. Karena, logika saya sepertinya masih belum sampai untuk memahami kecanggihan teknologi saat ini.

Tidak ada komentar: