Rabu, 22 Juli 2020

Hadiah Terindah

Hari ini adalah hari jadiku yang ke 43. Menjadi hari jadi yang paling istimewa sepanjang sejarah hidupku. Karena di usia yang sudah melebihi kepala 4, Allah masih memberikan kepercayaan padaku untuk mendidik dan mengasuh anak kembali. Sungguh aku masih belum faham makna dibalik hadiah ini, tapi kuyakin satu hal, pasti akan ada pelajaran yang ingin Allah berikan kepadaku.

 

 

Mengapa aku mengambil kesimpulan seperti ini? Karena apabila dilihat sisi kesehatan, kecil kemungkinan aku bisa hamil lagi. Dengan riwayat 6 kali keguguran dari 10 kehamilan yang sudah aku hadapi, dokter menyarankan aku untuk tidak hamil lagi. Disamping itu, faktor kesehatan suamiku juga menunjang aku untuk tidak bisa hamil lagi.

Hampir di setiap kehamilanku, aku tidak menyadarinya. Entah mungkin karena aktivitasku yang cukup padat atau mungkin karena aku baru mengalama hyperemesis saat kehamilanku sudah melewati usia 8 minggu. Namun untuk kehamilanku yang sekarang, aku merasakan hyperemesis mulai dari usia kehamilan 4 minggu. Sebelum aku periksa ke dokter, aku sudah mengalami hyperemesis. Itulah yang membuat aku memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Padahal sejak pandemi, kalau tidak emergency, aku tidak akan pergi ke rumah sakit.

Dan tanggal 21 Juli 2020, dokter menyatakan bahwa aku positif hamil. Antara kaget, senang dan khawatir. Kaget karena beberapa bulan lalu aku baru saja mengalami keguguran. Senang karena Allah masih mempercayakan amanah ini kepadaku. Khawatir karena aku takut kehamilanku akan berakhir seperti kehamilan sebelumnya. Ya, beberapa bulan lalu aku keguguran karena terlambat memeriksakan diri ke dokter sehingga aku tidak mendapat obat untuk menguatkan kandungan.

Betapa aku bersujud syukur menerima hadiah ini. Walau sedikit khawatir, aku akan menjalani kehamilan ini dengan kebahagiaan. Akan kujaga kehamilan ini dengan sebaik-baiknya. Hamil diusia lebih dari 40 tahun adalah diluar perkiraanku. Walau banyak dari temanku yang mengalami hal ini, tetap saja aku merasa galau. Namun aku sudah bertekad, kehamilan ini akan menjadi kehamilan yang paling istimewa. Karena aku mengalaminya di usia lebih dari 40 tahun plus kehamilan ini terjadi di masa pandemi.

Aku yakin segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Kehamilan ini pun terjadi atas izin dan kehendak Allah. aku yakin Allah akan membantuku dan menjagaku menjalani kehamilan ini. Bismillah, biidznillah...

Kamis, 16 Juli 2020

Life Begin at Fourty

Gambar mungkin berisi: Runny Yuliasari
 

Seperti itulah pepatah mengatakan. Dan seperti itulah kenyataan dalam kehidupanku. Ya, di usia yg ke 40th, aku temukan jati diri, passion, dan impianku.
Di usia inilah, akhirnya aku menemukan diriku yang sebenarnya. Sekian puluh tahun penuh kegalauan akan pribadi yang dianggap aneh. Bahkan pasanganku sendiri mengatakan bahwa beliau tidak pernah bisa memahamiku. Sungguh suatu perjalanan hidup yang tidak mudah.
Namun seiring dengan ajegnya pribadiku, passionku dalam menolong orang menemukan kolamnya. Impianku yang tetap kugenggam erat, mulai menunjukkan wujudnya. Melalui komunitas STIFIn, aku mendapatkan itu semua.
Impianku sejak kecil adalah menjadi psikolog. Namun takdir membawaku menjadi seorang akuntan. Dimana dibidang itulah aku menemukan jodoh. Jodoh yang kelak membantuku meraih passion dan mewujudkan impian.
Gelar psikolog melayang, Allah gantikan dengan profesi Solver. Di komunitas STIFIn inilah aku digembleng menjadi seorang Solver. Seseorang yang membantu orang-orang untuk menemukan solusi permasalahannya. Finally, my dream comes true.
Sebelum menjadi Solver, aku menjadi Trainer terlebih dahulu. Modul andalanku adalah pemberdayaan wanita. Oleh karena itulah modulku dinamakan "Be A Great Woman The Series". Mengapa modulku dibuat serial? Karena modul itu dibuat untuk para wanita agara tetap terberdayakan sejak masih lajang, menikah hingga mempunyai anak.
Sesuai dengan spesialisasi modulku, maka saat profesi Solver aku sandang, Personal Brandingku menjadi "Be A Great Woman Solver". Aktivitas menjadi trainer dan profesi Solver inilah yang akhirnya membangunkan passionku dalam menulis. Dengan kondisiku saat ini, menulis menjadi suatu keniscayaan.
Kini hari-hariku dipenuhi oleh berbagai kegiatan menulis. Disamping tetap memprioritaskan tugasku sebagai istri dan ibu. Cita-citaku kini adalah ingin menghasilkan setidaknya 20 buku dalam setahun. Entah itu buku solo, antologi atau modul training. Berbagai kisah klien yang datang padaku, dapat kutulis menjadi sebuah buku untuk diambil hikmahnya.


Rabu, 15 Juli 2020

Menulis

 Menulis adalah salah satu cara saya mengekspresikan perasaan sejak kecil dulu. Sampai usia remaja,berpuluh-puluh buku diary sudah saya hasilkan. Mencoba mengirim naskah cerpen ke sebuah majalah remaja, alhamdulillah ditolak terus. Sampai akhirnya aktivitas menulis terhenti dikarenakan berbagai macam kesibukan.
Tahun 2012, bertemu dengan seorang blogger dan akhirnya ikut kelas nge-blog. Alhamdulillah walau tertatih, blog saya sudah terisi puluhan tulisan dengan berbagai macam genre.
2015, aktivitas menulis mulai dilakukan lagi, sempat ikut kelas menulis untuk menghasilkan buku, tapi karena tekad yg kurang, akhirnya hasil dari kelas tersebut g pernah ada.
2018, mulai aktif lagi ikut kelas menulis. Kali ini tekadnya lebih kuat. Hasilnya sebuah antologi yang dipersembahkan untuk para guru terbit. Satu buku antologi yang terbit ternyata membuat saya jadi candu menulis. Alhamdulillah sampai saat ini saya jadi rutin menulis beberapa naskah baik itu antologi, buku non fiksi, cerpen bahkan novel.
13 Juli 2020, kembali mengikuti kelas menulis dengan guru yang berbeda. Ini harus agar khasanah menulis kita menjadi lebih luas. Dan memang saya rasakan, dengan berguru kepada berbagai macam penulis, maka ilmu dan hasil tulisan kita pun menjadi lebih bervariasi.
Satu hal yang paling makjleb dari kelas menulis ini adalah bahwa ketika kita menulis adalah kita harus punya:

"Cita-cita, Rencana-rencana, keinginan-keinginan, Motivasi yang juga besar."

Hal-hal itulah yang selama ini belum saya jadikan kekuatan untuk istiqamah menulis.
Mulai saat ini, saya tentukan apa yang menjadi cita-cita dengan menulis, apa yang saya rencanakan dari tulisan yang dibuat, apa yang saya inginkan dari tulisan tersebut dan apa yang memotivasi saya sehingga menulis menjadi suatu kewajiban....
Bismillah, biidznillah

Senin, 13 Juli 2020

Nasehat Seorang Ibu

Menjadi orang tua dalam hal ini seorang ibu memang tidak mudah. Apalagi saat anak-anak mulai beranjak remaja dan dewasa. Banyak perubahan yang akan terjadi, baik kepada anak maupun orang tua. Sebagai orang tua tentu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dalam kondisi senang maupun sedih.

Saat anak sedang menghadapi permasalahan, orang tua tidak akan tinggal diam. Mereka akan berusaha memberikan bantuan semampunya. Setidaknya orang tua akan memberikan berbagai nasehat yang baik agar anak dapat menghadapi dan mengatasi permasalahannya dengan baik. Selain nasehat, orang tua juga akan membagikan pengalaman mereka terkait dengan permasalahan yang dihadapi anaknya.

Biasanya seorang anak akan menceritakan masalahnya kepada sang ibu daripada kepada ayahnya. Hal ini lebih kepada karena rata-rata ibulah yang selalu ada di samping si anak. Sehingga si anak lebih merasa nyaman untuk berkeluh kesah kepada ibunya. Diantara nasehat-nasehat yang diberikan ibu kepada anaknya adalah sebagai berikut :

Selalu Berfikir Positif

Dalam menghadapi permasalahan biasanya pikiran akan menjadi tidak menentu. Apalagi bila yang menghadapi permasalahan itu adalah anak-anak. Sebagai orang tua, ibu harus memberikan nasehat yang baik. Ibu dapat menasehati anaknya untuk selalu berfikir positif terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan berfikir positif, maka permasalahan yang ada akan menjadi lebih mudah untuk dihadapi.

Bersabar

Meminta anak untuk bersabar saat menghadapi masalah merupakan keputusan yang sangat tepat. Memang sebaiknya ibu membuat anaknya untuk selalu bersabar saat masalah datang menghampiri. Ajari anak untuk menyerahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar permasalahan yang ada cepat selesai.

Berdoa

Selain meminta anak untuk bersabar, ibu harus mengajarkan anak untuk selalu berdoa memohon yang terbaik kepada Sang Pemberi masalah. Berdoa merupakan salah satu ikhtiar dalam menghadapi masalah. Dengan berdoa, maka Allah akan memberikan yang terbaik kepada setiap umatnya. Hal tersebut akan membuat anak menjadi lebih kuat dalam menghadapi masalah.

Tidak Mudah Mengeluh

Membiasakan anak untuk tidak mudah mengeluh dalam menghadapi masalah menjadi nasehat tersendiri bagi anak. Terkadang anak merasa bahwa permasalahan yang dimilikinya sangat berat sehingga dia tidak sanggup menghadapinya lagi. Berilah nasehat kepada anak agar menjadi pribadi yang kuat dan tegar sehingga tidak akan mudah mengeluh apa pun keadaan yang sedang dihadapi.

Memberikan nasehat yang baik kepada anak dalam menghadaapi masalah memang menjadi tugas bagi setiap orang tua. Jika orang tua, dalam hal ini ibu, memberikan nasehat yang tepat, maka anak akan lebih mudah meresapi semua nasehat yang telah diberikan.