Minggu, 21 Juni 2020

Your Dream Your Passion

Selalu Ikuti Impian Kita, Jangan Sampai Hidup Dalam Penyesalan ...

Banyak dari kita hidup di bawah harapan orangtua, guru, dan teman-teman kita. Kita jarang bisa melakukan hal-hal yang benar-benar kita sukai dan cintai. Berada di bawah begitu banyak tekanan hingga pada usia 20 tahun, membuat kita merasa lelah dan memutuskan untuk membuang beban itu.

Terbebas dari stres dan tekanan, kita bekerja dengan antusias dan memimpikan keinginan dengan ambisius. Kita bagaikan kuda terlepas dari kandangnya. Kita bekerja sesuai dengan apa yang kita mau. Mengejar karir setinggi-tingginya demi merasakan apa yang selama ini hanya menjadi impian.

Tetapi saat kita mencapai usia 40 tahun, kita mulai kehilangan visi dan impian kita. Kita mulai merasa tidak puas. Mulai mengeluh serta mengkritik. Kita menjalani hidup sebagai penderitaan karena kita tidak pernah puas. Mulai menjalani hidup bagai zombie. Kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan saat kita masih dibawah tekanan orang tua. Karena saat itu kita masih punya tujuan walaupun itu ditentukan oleh orang tua.

Namun saat kita hidup sebagai zombie, kita benar-benar sudah kehilangan arah dan tujuan. Hanya sekedar menjalani hidup apa adanya, mengalir begitu saja. Apabila seseorang sudah pada tahap kondisi seperti ini, maka sudah "red alert". Harus segera diperbaiki arah dan tujuan hidupnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi pada anak-anak kita, maka seyogyanya orang tua harus sudah bisa menggali apa yang menjadi impian anak-anaknya. Dimulai dari menggali bakat yang dimiliki sang anak. Selaraskan bakat yang ada dengan passion si anak.  Kemudian tentukan impian besarnya.
Mimpi yang selaras dengan passion akan menjadi sebuah kekuatan untuk menjalani hidup dengan penuh semangat dan antusias. Apalagi kalau disertai dengan bakat yang dimiliki. Maka pastikan impian anak-anak kita selaras dengan passion mereka. Bimbing mereka untuk tetap menggigit kuat-kuat impiannya, agar apapun yang terjadi, mereka tetap semangat menggapai impiannya.

Tidak ada komentar: