Senin, 21 April 2014

Transformation of Me : Ketika Emak Gaul Belajar Untuk Lebih Religius

Desember 2009 di ruang tunggu laboratorium RS Pertamina Jaya Jakarta Timur.....
"Nyonya Runny" panggil petugas, dengan segera aku berjalan ke counter untuk menerima hasil tes urine dan bergegas ke poli kebidanan. Sesampainya disana, kuserahkan hasil lab tersebut kepada dokter kandunganku yang sesaat setelah membukanya dengan wajah cerah tersenyum menyalamiku dan mengatakan "selamat ya, bu atas kehamilannya"
Tak terhingga senangnya hatiku mendengarnya, dan sesudah pemeriksaan selesai aku kembali ke kantor untuk menjalankan tugasku sebagai karyawati perusahaan. 


Akhir Januari 2010 di ruangan kantorku di ruko Harco Mangga Dua....
"Bu, mau berangkat OTS jam berapa?" tanya staf marketingku. "Gue ke toilet bentar ya, terus berangkat kita", jawabku. 
Namun sekeluarnya dari toilet, aku tidak jadi berangkat karena ternyata aku mengalami vlek dan serta merta diantarkan ke rumah sakit oleh stafku. Hari itu, 5 minggu setelah aku diberitahukan kabar kehamilanku, aku harus mendengar kabar bahwa kehamilan tersebut tidak dapat dilanjutkan. Ya, janinku tidak sanggup mengikuti aktivitasku yang sungguh sibuk dan melelahkan di kantor sehingga akhirnya menyerah di usia kandungan jalan 13 minggu. Dan akupun menjalani kuretase untuk membersihkan rahimku. Selamat jalan anakku, maafkan bunda yang tidak mampu menjagamu bahkan sejak masih dalam kandungan. Keguguran ini cukup membuatku terpuruk cukup dalam. Beruntung aku diperkenalkan kepada seorang spiritualis tangguh oleh kakakku sehingga aku bisa melewati masa keterpurukan ini dengan baik.

April 2010, 3 bulan setelah abortus....
Perutku mual-mual, rasanya seluruh isi perutku akan keluar. Ketika kulihat kalender yang terletak di mejaku, aku tersadar bahwasanya aku sudah terlambat menstruasi selama 2 minggu. Kuyakin bahwa mual-mual yang aku rasakan sekarang adalah akibat dari sedang tumbuhnya janin dalam rahimku. Dengan sedikit lemas, aku minta ijin ke atasanku untuk pulang. Namun ditengah perjalanan, kuputuskan untuk mampir di laboratorium dekat rumahku untuk memastikan kebenaran perasaanku.
Kembali kejadian desember tahun lalu melintas di benakku. Dan ketika namaku oleh petugas lab, langsung kubuka hasilnya dan taraaaa.... yeeeesss aku hamil lagi. Alhamdulillah....
Esok harinya, aku memeriksakan diri ke dokter kandunganku. Dokter memintaku untuk mengurangi aktivitas mengingat riwayat keguguran yg kualami sebelumnya, dan sebisa mungkin meminimalisir naik turun tangga. Demi janinku, berbekal surat keterangan dokter aku mengajukan mutasi ke kantor cabang yang lokasinya mendekati kantor suamiku dan hanya satu lantai. Beruntung atasanku mempunyai istri yang sedang hamil juga, sehingga bisa memahami kondisi kehamilanku dan mau memindahkanku ke kantor cabang yang dimaksud.

Juni 2010,  sore menjelang pulang kantor....
Setelah shalat ashar, aku tiba-tiba merasa demam dan perutku terasa kencang. Perasaanku tidak enak, aku yakin ada yang tidak beres dengan kandunganku. Teringat saat keguguran yang lalu, perutku terasa mulas. Aku menelepon suami untuk menemuiku di rs karena aku memutuskan untuk ke IGD. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan kandunganku. Sesampainya di rs, aku langsung di periksa dan dikonsul ke dokter kandunganku. Dari hasil pemeriksaan USG dan konsultasi, aku dinyatakan mengalami pendarahan dan diharuskan menjalani bedrest selama 2 minggu. Dengan perasaan tak menentu, aku menunggu suami menjemputku. 
Beberapa menjalankan bedrest, pendarahanku bukannya membaik tapi semakin parah. Aku semakin stress dan ketakutan akan keguguran lagi. Padahal kutahu bahwa aku seharusnya tenang agar janinku juga tenang, namun tak dapat kusangkal perasaan takut yang sangat besar ini. Puncaknya di suatu maghrib, saat berbaring di tempat tidur aku tiba merasa panas dingin, badanku demam dan perutku sakit sekali, saking sakitnya aku tidak sanggup bersuara pada saat memanggil suami yang kebetulan sedang shalat maghrib. Dan aku tiba-tiba kehilangan kesadaranku.
Aku tersadar kembali ketika suami memanggil-manggil namaku dengan cemas. Saat tersadar, betapa kagetnya ketika kulihat seluruh tempat tidur sudah menjadi lautan darah. Ya, suamiku berkata bahwa dia kaget melihat anakku yang keluar kamar sambil berlumuran darah. Segera dia menghampiriku dan melihat aku dalam keadaan tak sadarkan diri. Dibimbingnya aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti baju karena kami akan menuju ke rumah sakit. Sambil membimbingku, suami yang berusaha tenang menelepon mertua yang kebetulan tinggal di kompleks yang sama untuk minta ditemani ke rs. Saat membuka pakaian di kamar mandi, tiba2 aku merasa ada sesuatu yang keluar dari bagian bawah tubuhku. Dengan sigap aku menampungnya dan sungguh sangat membuatku syok karena ternyata sesuatu yang terjatuh itu adalah gumpalan darah dan aku melihat janinku ada disitu. Aku langsung tak sadarkan diri.
Dari cerita suami, saat itu sepanjang perjalanan ke rs dan sesampainya di rs aku mengalami pendarahan. Badanku dingin dan kesadaranku hilang, semua orang cemas karena aku tidak memberikan respon positif untuk sadar. 
Saat itu aku mengalami kejadian spiritual yang secara tidak langsung mengubah kondisi spiritualku. Pada saat tidak sadar, aku melihat bahwa aku berada di suatu taman bermain dimana disitu ada seorang anak perempuan cantik dan putih serta berambut panjang. Anak tersebut memanggil ku untuk menemaninya bermain. Segera kuberjalan menghampirinya, namun pada saat aku akan membuka pagar taman bermain tersebut, tiba2 aku dengar anak ketigaku memanggilku dan mengatakan agar aku tidak meninggalkannya. Aku bimbang, anak yang ditaman bermain itu (yang kuyakin adalah janinkun yang telah gugur) memintaku menemaninya sementara anak ketigaku memanggil-manggil agar aku tidak meninggalkannya. Cukup lama alaku dalam kebimbangan sehingga akhirnya ketika aku mendengar anak ketigaku semakin keras memanggilku sambil menangis aku memutuskan untuk memilih dia. Kukatakan pada anak perempuan tadi bahwa belum saatnya aku menemaninya bermain karena kakaknya lebih membutuhkan aku sekarang. Dia tersenyum manis dan melambaikan tangannya. Ingin rasanya kupeluk, tapi kutahan keinginanku namun senyumnya tidak akan pernah kulupa sampai saat ini. Sesaat setelah aku membuat keputusan, kesadaranku pulih. Subhanallah alhamdulillah, aku diberikan kesempatan hidup lagi olehe Allah SWT.
Kejadian ini merupakan salah satu titik balik kehidupanku terutama dari segi spiritual. Aku menjadi semakin sadar untuk mendalami spiritual. Disisi lain, aku semakin tidak nyaman dengan pekerjaanku. Aku memutuskan untuk meminta pindah ke bagian yang tidak bertentangan dengan hati nuraniku. Namun aku harus lebih bersabar karena atasanku sudah digantikan oleh atasan perempuan yang mempunyai karakter keras. Kuterima keputusannya yang menolak permintaanku, kuanggap hal ini sebagai jalan Allah SWT untuk meningkatkan kesabaran dalam diriku.

Januari 2011, pada saat menerima hasil medical check up
"Bunda, coba liat hasil MCU nya. Jangan kaget ya...", kata suami sesampainya kami di rumah. Dengan penuh tanda tanya ku buka map tersebut dan kubaca, namun aku tak menemukan sesuatu yang sekiranya membuatku kaget, semua hasilnya normal jadi apa yang perlu dikagetkan? 
"Biasa aja, Yah, normal semua koq. Emang kenapa, Yah?" tanyaku sambil terus mencari-cari yang dimaksud suami.
"Lihat yang dibagian laboratoriumnya, Bun", jawab suami. Dengan penasaran ku buka lembaran hasil lab dan kulihat di bagian pemeriksaan urin ada tulisan positif. Antara percaya dan tidak, kupandang suamiku yang sedang tersenyum memandangku. Alhamdulillah, aku dipercaya lagi untuk menerima titipanNya. Subhanallah.... Terima kasih ya Allah, akan kujaga sepenuh hatiku titipanMu ini, janjiku dalam hati.

Februari 2011, di ruang tunggu dokter
Saatnya kontrol kandungan, ditemani mbaknya anak-anak aku menunggu antrian. Sudah 2 hari aku merasa lemas, bawaan bayi pikirku. Kuajak bicara janinku, kukatakan betapa aku sayang padanya. Sejurus kemudian namaku dipanggil, dengan perlahan aku masuk ke ruangan dokter. Saat pemeriksaan USG, kukatakan aku ingin sekalian dicek jenis kelamin janinku. Sungguh kaget, dari layar komputer yang terlihat hanya kantong bayi padahal usia kandunganku sudah masuk 12 minggu. Dokter memintaku untuk periksa dalam, ketika suster sedang mempersiapkan kebutuhan periksa dalam, tiba2 perutku mulas sekali. Kukatakan pada suster bahwa perutku mulas, sesaat kemudian gumpalan darah keluar dari bagian bawah tubuhku. Betapa kagetnya aku, dan ketika dokter mengatakan bahwa aku keguguran lagi, aku sudah menjadi begitu skeptis.
Mengalami keguguran 2 kali berturut2 membuatku tidak bisa menangis lagi saat keguguran yang ketiga. Aku hanya bisa pasrah dan introspeksi diri apa yang salah dalam diriku sehingga aku harus mengalaminya lagi. Semua saran dokter sudah kuturuti, namun takdirNya jugalah yang menentukan. Kejadian ini semakin membuat kesadaran spiritualku terbuka. Dibimbing oleh spiritualis tangguh yang waktu itu dikenalkan kakakku, aku mendalami bidang spiritual setidaknya untuk membentengi diriku dan keluargaku.

Oktober 2011, di kantor baru perusahaan yang sama
Alhamdulillah, akhirnya jadi juga aku mutasi ke bagian yang tidak bertentangan dengan nuraniku. Setelah Lebaran aku dimutasi, senangnya karena kesabaranku berbuah manis. Sejak pergi ke kantor pagi itu, aku merasakan pusing kepala. Ditengah kemacetan jalan Matraman, aku sempet kehilangan kesadaran sebentar. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aku menelepon supir kantor untuk minta tolong memarkirkan mobilku di basement. Sesampainya di lobby, aku telepon temen supirku itu untuk mengantarku ke rumah sakit. Sungguh sakit kepala yang kualami sudah tak tertahankan. Dan gelaplah sekelilingku....
Ku buka mata menatap sekeliling mencoba mengenali tempat ku berada. Ternyata aku sudah di rumah sakit. Berdasarkan informasi dari stafku, aku pingsan dan kemudian dia antar aku ke IGD rs tempat biasa aku berobat.
Dari hasil pemeriksaan diperoleh informasi bahwa aku sedang hamil lagi dan mengalami sedikit pendarahan. Aku dinyatakan harus bedrest total alias tidak boleh turun sama sekali dari tempat tidur karena kehamilan sangat berisiko mengingat riwayat keguguran berulang yang pernah aku alami. Aku senang bercampur takut mendengarnya, tapi aku bertekad apapun akan kulakukan untuk mempertahankan janinku kali ini. 
Rupanya Allah SWT mendengar tekadku dan menguji sekuat apa tekadku itu. Di trimester pertama, aku mengalami pendarahan 4 kali dan 4 kali pula aku harus dirawat. Memasuki trimester kedua, ujian bertambah. Setiap aku bergerak, perutku berkontraksi yang mengakibatkan keluar vlek sehingga praktis dari awal kehamilan sampai usia kandungan 20 minggu aku tidak bisa pergi ke kantor. Sementara itu dari pihak kantor tidak mau tahu dengan kondisiku dan tetap menanyakan kapan aku bisa kembali ngantor. Di lain pihak, dokter kandunganku sudah memvonis bahwa aku tidak boleh banyak bergerak apabila janinku ingin selamat. Disinilah ujian Allah, aku dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit. Namun aku masih berusaha bertahan, aku mencoba mengajukan cuti sakit tapi ditolak. Kucoba lagi mengajukan cuti diluar tanggungan, namun ditolak juga. Akhirnya aku benar2 harus memutuskan antara karir dan kandunganku. Teringat aku akan salah satu syarat yang kuajukan kepada suami pada saat dilamar yaitu jangan melarangku untuk berhenti kerja yang sampai saat ini masih dipegang teguh olehnya. Sementara itu aku juga teringat akan janjku kepada Allah SWT untuk melakukan apapun demi kelangsungan hiduo janinku. Disisi lain aku merasa gengsi harus menjilat perkataanku sendiri, disisi lain aku mempertaruhkan kredibilitasku dihadapanNya. 
Dan akhirnya dengan mengucapkan bismillah dan mengikhlaskan hati, aku meminta ijin kepada suami untuk resign dari pekerjaanku. Suami kaget bercampur terharu, dia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepadaku karena menurutnya aku yang menjalani, dia support apapun keputusanku. Sebulan setelah resign, aku melahirkan. Rupanya bayiku ingin segera menghirup udara dunia, dia minta dilahirkan prematur di usia kandungan 32 minggu 3 hari melalui operasi caesar.
Ujianku tidak berhenti disini, 2 jam setelah kelahirannya bayiku kritis dikarenakan paru-parunya tidak mengembang dan dirujuk ke sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak. Sebelum aku sadar dari pengaruh obat bius, aku sudah dipisahkan dari bayiku. Hikmah dari terpisahnya aku dan bayiku, aku menjadi lebih cepat pulih dari operasi. Pulang dari rs, aku langsung menengok bayiku. Dan sungguh ku tak sanggup menahan tangis melihat kondisinya yang dipenuhi berbagai selang. Kubisikkan kedatanganku dan memotivasinya terus berjuang untuk hidup. Setiap hari aku ke rs mendampingi bayiku untuk memberikan asi. Dengan kuasa dan ridho Allah SWT, bayiku bisa melewati masa kritisnya dan setelah 1 bulan lebih dirawat bisa berkumpul kembali bersama kakak-kakaknya.
Sungguh peristiwa kelahiran dan kondisi bayiku menjadi salah satu titik balik hidupku. Aku semakin memantapkan diri untuk menjadi ibu rumah tangga yang merawat, mengasuh dan mengawasi anak-anakku sendiri sebagai balasan atas waktu kebersamaan yang hilang saat aku bekerja dahulu. Sejak kelahiran anak bungsuku ini, aku benar-benar mengalami metamorfosis. Dari yang sebelumnya suka gaul, ngafe atau nongkrong menjadi seorang ibu rumah tangga yang insya Allah mendedikasikan diri untuk kebahagiaan  keluarga terutama anak-anakku. Bahkan dititik ini pula aku memutuskan untuk berhijab. Banyak teman, kenalan maupun bekas kolegaku yang tidak percaya atas perubahan ini. Ya, aku yang dulunya bisa dibilang sangat gaul dan senang menggunakan pakaian yang cukup mengumbar aurat sekarang berubah menjadi orang rumahan. Jangankan mereka, diriku pun sempat tidak percaya dengan perubahan ini, tapi aku yakin Allah sangat menyayangiku sehingga Dia menegurku agar aku lebih fokus mencari akhirat.
Namun, karakter diriku yang tidak bisa diam membuat diriku mencari kesibukan tambahan dengan menjalani berbagai bisnis. Disaat sedang bingung mau menekuni bisnis apa, aku dipertemukan dengan sebuah komunitas wirausaha yaitu TDA alias Tangan diAtas. Sejak bergabung dengan TDA inilah mentalku untuk menekuni dunia bisnis ditempa. Berbagai ujian dan cobaan dalam bisnis tidak membuat keyakinanku goyah untuk terus menekuni bisnis karena di komunitas ini aku dipertemukan dengan orang-orang yang mempunyai dedikasi tinggi untuk maju bersama yang selalu saling motivasi satu sama lainnya. Di TDA ini pula aku bertemu dengan seorang mentor yang membuatku berani untuk mewujudkan mimpiku sebagai seorang pendengar curhat yang baik.
Ya, sejak kecil aku sangat senang apabila ada orang yang curhat kepadaku, bahagia rasanya apabila aku bisa membantu meringankan beban orang tersebut walaupun mungkin aku tidak bisa memberikan jalan keluarnya. Waktu mahasiswa aku ingin kuliah di fakultas psikologi, namun apa daya takdir membawaku menjadi seorang akuntan. Tapi Allah SWT tidak tidur, Dia maha mengetahui impianku. Sehingga dengan perjalanan hidup yang penuh liku, Dia membukakan jalan untukku meraih mimpi yang belum kucapai. Saat ini aku sedang belajar untuk menjadi pendengar curhat. Aku tidak mau disebut konsultan karena aku tidak mempunyai background psikologi sehingga akhirnya aku memilih kata partner sebagai branding menggapai impian.
Disaat aku kebingungan mencari bidang yang akan aku tekuni sebagai seorang partner curhat, Allah SWT memberikan jawaban dengan cara mengujiku melalui musibah  yang dialami oleh puteri cantikku. Ya, sekitar 6 bulan lalu puteriku mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman2nya sehingga sendi panggul dan lututnya mengalami peradangan yang mengakibatkan puteriku tidak bisa berjalan. Berbulan-bulan aku membawa puteriku berobat mulai dari medis sampai dengan alternatif kujalani demi kesembuhannya. Berbulan-bulan pula masalah ini menggantung tak terselesaikan oleh pihak sekolah sampai akhirnya aku memilih berdamai dengan pihak yang berkepentingan walaupun secara materi pihak mereka tidak bersedia bertanggung jawab. Aku tidak mau menyalahkan siapapun karena aku yakin ini semua pasti akan ada hikmahnya. Dan memang benar, disaat puteriku terpuruk dalam depresi akibat kondisinya tersebut, aku dipertemukan dengan seorang psikolog terkenal yang bersedia membantu memulihkan kondisi psikis puteriku. Disamping itu, beliau jg memintaku untuk menjadi kader di rumah parentingnya sehingga aku bisa membantu para orang tua dalam berkomunikasi dgn anak2nya. Demikianlah cara Allah SWT memberiku jawaban, dgn adanya musibah ini aku memutuskan untuk fokus mendalami parenting.     
Dan yg lebih membahagiakanku, pihak sekolah memintaku untuk berpartisipasi dalam program bimbingan dan konseling bagi ortu dan murid. Dengan senang hati aku menerimanya, program ini aku anggap sebagai latihan praktek sebagai partner parenting yang insya Allah akan kujadikan sebagai personal brandingku.
Mentor parentingku mengharuskanku untuk rutin menulis sebagai penunjang personal brandingku. Sejak SMP aku senang menulis buku harian, namun sejak kuliah tidak pernah lagi kulakukan. Beruntunglah aku, karena di TDA ini jugalah aku bertemu dengan mentor menulisku. Dengan jam terbang yang tinggi dan kedisiplinannya, beliau sangat membantu memotivasiku untuk menulis. Benar kata pepatah, dimana ada kemauan disitu ada jalan. 
Inilah diriku sekarang, seorang ibu dengan 4 orang anak yang berusaha untuk belajar dan terus belajar untuk menjadi ibu yang lebih baik dan bertekad kuat mencapai impiannya yang hampir terkubur. 

*Tulisan ini didedikasikan untuk semua orang yang sudah membantuku melewati semua kerikil hidupku. Semoga Allah SWT membalasnya dengan yang lebih baik. Amien ya Rabbal Alamien....

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Subhallah.. speechless lg mbak...
sabar, ikhlas itulah kuncinya..

Yulinda mengatakan...

Subhanallah, Mbak Runny... betapa Allah sangat menyayangi Mbak Runny.. Dia beri Mbak Runny kekuatan dan kebesaran hati untuk selalu menerima apa yang Dia kehendaki. Semoga pada akhirnya, semua kesabaran Mbak Runny akan terbalas dan berbuah manis...

Unknown mengatakan...

mbak runny... hatimu tegar....menghadapi semua ujian dengan positif thinking

Linda Trinovita mengatakan...

dear mba' runny, terkesima dengan apa yang kubaca. begitu banyak cobaan yang dilalui, yang kutangkap adalah benar perempuan diciptakan Allah dari tulang rusuk laki-laki. Perempuan begitu kuat laksana tiang penyangga. Berharap semua perempuan bisa setegar dan sebijaksana mba' runny termasuk diriku. keep fighting, tetep semangat dan berbahagialah karena mba' runny layak untuk bahagia. peluk dan cium dari jauh buat laras :)

Unknown mengatakan...

Ya Allah Mba Runny, terharu aq Mba, bener Mba Allah kasih jalan untuk hambanya yang sholeh sholehah dengan cara yang tidak diduga-duga, memang qta harus selalu positif thinking ya Mba agar bisa mendapatkan sinyal tanda-tanda dari-Nya, semoga qta selalu Istiqomah ya Mba Runny, .. Mba Runny InsyaAllah sudah punya tabungan akhirat Mba, mari qta doakan selalu Mba semoga qta berjumpa dengan anak qta di Akhirat kelak Aamiin Allahumma Aamiin...

Bunda Runny mengatakan...

makasih atas support n doanya semua, mba2 sayang.....